# 01. Istri yang shalihah selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah
'Azza wa Jalla secara lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu.
Tidak ada masalah diantara dirinya dan sang suami dalam hal ketaatan
terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan RasulNya -shallallahu 'alayhi wa
sallam- . Ia senantiasa menjalankan syariat, menjauhi semua laranganNya.
Dia adalah istri yang sangat berkomitmen dengan penuh kesadaran.
#
02. Akhlaqnya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya
bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki,
tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak
sombong.
# 03. Seorang wanita muslimah yang menuntut ilmu syar'i,
mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaannya serta urgensinya. Ia
antusias dalam menuntutnya, meneladani para Ummahatul Mukminin dan para
istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.
#
04. Mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh Islam. Ia
menunaikan kewajibannya dengan sesempurna mungkin, berdasarkan kesadaran
bahwa kewajibannya merupakan ibadah yang mendekatkan dirinya kepada
Allah 'Azza wa Jalla.
# 05. Memiliki kepekaan untuk meminta
keridlaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Ia memiliki wajah
yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah
tangganya.
# 06. Siap berkorban, menafikan pribadinya dan
melupakan dirinya sendiri serta lebih mengutamakan suaminya daripada
dirinya. Mendahulukan keridlaan suami daripada keridlaan dirinya,
keinginan suami daripada keinginannya, hal yang disukai suami daripada
hal yang disukainya. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar
tulus murni berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Apabila dia
kehilangan suami, seolah-olah dia kehilangan udara untuk bernafas.
#
07. Seorang istri yang hemat, tidak boros dan tidak berbangga diri
dengan harta suaminya jika sang suami kaya, tidak pula mengeluhkan
sedikitnya harta jika sang suami miskin. Ia tahu kapan harus berinfak,
ia dermawan dan tidak kikir, pandai mengatur keuangan dan tidak
menghambur-hamburkan uang. Rela dengan pembagian dari Allah Ta'ala dalam
segala hal, puas dengan rezeki yang Allah Ta'ala karuniakan padanya.
#
08. Ia tidak tergiur dunia seperti istri lainnya yang mengoleksi banyak
pakaian, jajanan, perhiasan dan emas. Sebaliknya, dia cerdas dan
bersikap zuhud, dia mengoleksi perhiasan rumah tangganya di dunia dengan
iman dan amal shalih, di akhirat dengan penerimaan di sisi Allah 'Azza
wa Jalla.
# 09. Ia memperhatikan kecantikan diri, menebar aroma harum, membuat suasana rumah menjadi nyaman.
#
10. Berterima kasih kepada suami atas kerja keras dan kelelahannya
dalam mencukupi diri dan anak-anaknya. Berterima kasih juga atas
terpenuhinya kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman yang
diusahakan suami. Senantiasa mendo'akan suami agar memperoleh ganjaran
dan pahala pengganti dari jerih payahnya serta tidak mengingkari
kenikmatan yang diberikan suami.
# 11. Berbakti kepada keluarga
suami, yakni orangtua dan saudara-saudarinya serta menjalin silaturahim
dengan mereka dalam rangka menyenangkan hati suami sekaligus menjalankan
perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
# 12. Seorang istri yang
cerdas dan bijaksana, tidak mengeluhkan suaminya kepada seorang pun,
meski kepada kedua orangtuanya sekalipun, tidak membawa problema rumah
tangga ke luar rumah. Apabila suatu masalah menjadi serius, dia bersama
suaminya berkonsultasi kepada ulama yang bertakwa dan shalih, itu pun
dalam batasan yang paling ketat. Dia tidak membocorkan rahasia-rahasia
rumah tangganya, menasehati suaminya untuk menjaga adab, bersikap
tawadhu', cinta dan berakhlaq baik.
# 13. Ia menjadikan pesan Ummu Iyas sebagai metode praktis. (-insya Allah- ditulis pada foto yang lain)
#
14. Ia tetap tinggal dirumahnya. Ia keluar rumah hanya untuk suatu
keperluan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu ataupun menghabiskan
waktunya. Apabila hendak keluar rumah, ia meminta izin dari suami. Ia
keluar rumah dengan pakaian menutup aurat, tidak memakai wewangian,
berjalan dengan sikap tawadhu' dengan penuh adab, penuh rasa malu dan
tenang. Ia tidak menggubris suara-suara yang ditujukan kepadanya di
jalanan dan tidak memakai gelang kaki ataupun sepatu yang berbunyi
sewaktu dipijakkan ke tanah.
# 15. Menaruh perhatian besar pada
pendidikan Islam yang benar dan sempurna bagi anak-anaknya, bukan
sekadar kulit atau penampilan. Targetnya adalah menyiapkan sebuah
generasi shalih mujahid yang mengusung panji dakwah menjalankan perintah
Allah Subhanahu wa Ta'ala.
# 16. Istri shalihah sangat menjaga
waktu dan mengerti sekali untuk apa dia menggunakannya. Ia tidak
memiliki waktu untuk bergosip, membicarakan dunia atau bersendau gurau.
Majelisnya hanyalah majelis-majelis dzikir (ilmu), perdamaian
antarmanusia, amar ma'ruf dan nahi munkar.
# 17. Ia senantiasa
beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla, banyak berdzikir, bertahajjud,
bersedekah, banyak berpuasa dan khusyu'. Ia mengenakan pakaian
kewibawaan dan ketenangan. Ambisinya tinggi untuk melanjutkan ibadah ke
tingkat lebih tinggi setelah menunaikannya. Dia tidak jemu dan tidak
malas, meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri kaum salaf yang
ahli ibadah dan shalihah.
# 18. Senantiasa mengingat kematian,
mempersiapkan diri untuk memasuki alam kubur. Tidak melalaikan pertemuan
dengan Allah 'Azza wa Jalla dan Akhirat.
# 19. Seorang mukminah
yang berjuang dengan penuh kesabaran. Apabila diuji dengan suatu cobaan
mengenai dirinya, hartanya, anaknya atau suaminya, ia bersabar dan
mengharapkan pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak marah
atau mengutuk diri seperti kutukan orang-orang jahiliyah. Allah 'Azza
wa Jalla senantiasa melihatnya melakukan tindakan yang disukaiNya.
Keimanan kepada qadha dan qadar bersemayam dalam kalbunya.
# 20.
Ia menyeru orang-orang kepada Allah 'Azza wa Jalla untuk berbuat
kebaikan dan mencegah keburukan, menuntun perempuan-perempuan yang lalai
dengan lemah lembut menuju keamanan. Ia tidak mengambil keuntungan dari
dakwahnya, tidak pula menyerang dunia laki-laki. Ia berdakwah dengan
akhlaq mulia. Ia tidak mengharapkan pujian ataupun bayaran dari
sana-sini, tetapi mengikhlaskan amalnya, bahkan dan sebisa mungkin
menyembunyikannya.
-----------------
Ditulis ulang dari buku Hadzihi Hiya Zaujati karya Isham bin Muhammad asySyarif
Terjemahan cetakan Embun Publishing; dengan judul Be a Great Wife, Agar Dicintai Suami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar